07 February 2016

Masjid Gede Mataram, Masjid Tertua Di Kotagede Yogyakarta



Masjid Gede Mataram Adalah Masjid Tertua Di Kotagede Yogyakarta . Selain Untuk Beribadah Kalian Juga Bisa Menikmati Wisata Yang Berada Didalamnya , Yaitu Makam Raja-Raja Mataram . Masjid Ini Juga Merupakan Peninggalan Mataram  Yang Masih Dipakai Sebagaimana Fungsinya . 

Masjid Gede Mataram Konon Adalah Masjid Tertua Di Yogyakarta . Masjid Ini Berlokasi  Di Selatan Kawasan Pasar Kotagede , Tepatnya Di Kelurahan Jagalan , Kecamatan Banguntapan Bantul . Masjid Gede Mataram Di Bangun Oleh Kanjeng Penembahan Senopati Pada Tahun 1987 . Arti Dari Mataram Itu Sendiri Adalah Tanah Yang Sejuk . 

Gapura Depan Masjid Berbeda Pada Masjid Umumnya , Karena Gapura Tersebut Mempunyai Tempat Peribadahan Umat Hindu Atau Budha. Jadi Tidak Heran Jika Bangunan Masjid Gede Mataram Ini Sangat Unik . Keindahan  Bangunan Masjid Gede Mataram  Yang  Berbentuk Limas Dapat Kalian  Lihat Dari Atapnya.  Dan Di Dalamnya Terbagi  Menjadi Dua Ruangan Yaitu Inti Dan Serambi . Saat Kalian Masuk Ke Dalam Masjid Gede Mataram Terdapat Salah Satu Keunikan Dari Masjid Tertua , Yaitu Pohon Sawo Sebanyak Tujuh Belas Pohon  Yang Mengartikan Jumlah Rakaat Shalat Wajib Bagi Umat Muslim . 

Di Dalam Masjid Juga Terdapat Sebuah Mimbar Yang Dipakai Untuk Khotbah Yang Terbuat  Dari Kayu Ukir Yang Merupakan Hadiah Dari Sultan Palembang .  Di Serambi Masjid Terdapat Pula Sebuah Kotak Amal Berbentuk Lucu Atau Replika Masjid . Dan Sebelah Kiri Bangunan Masjid Terdapat Jalan Masuk Menuju Makam . Tak Cukup Hanya Melihat Keindahannya , Anda Pun Dapat Merasakan Sejarah Masjid Gede Mataram  , Serta Berziarah Ke Makam Raja-Raja Mataram .

Untuk  Pengunjung Yang Akan Mengunjungi Masjid Gede Mataram Tidak Dipungut Biyaya, Karena Tempat Ini Merupakan Tempat Beribadah Bukan Tempat Untuk Wisata .

02 February 2016

Harmony In Kauman



Dalam Memperingati 1 Muharram, Saka Wisata Tour And Guide Bersama Dengan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Menggelar Event Yang Bertajuk Harmony In Kauman. Pada Salah Satu Rangkaian Acara, Terdapat Kegiatan Blusukan Kampung Untuk Mengenalkan Tempat-Tempat Bersejarah Yang Ada Dikampung Wisata Kauman, Serta Beberapa Potensi Lain Yang Ada Didalamnya.

Saka Wisata Tour And Guide Bersama Dengan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Menggelar Event Yang Bertajuk Harmony In Kauman . Event Ini Digelar Dalam Rangka Memperingati Satu Muharram Sebagai Tahun Baru Islam .  Dalam Event Tersebut, Diisi Dengan Beberapa Rangkaian Acara, Diantaranya Blusukan Kampung, Konser Harmony, Stand Makanan Tradisional Yang Ada Di Kauman.

Kegiatan Blusukan Kampung, Dipimpin Oleh  Budi Setiawan, Selaku Takmir Masjid Gedhe Kauman. Yang Mana Beliau Juga Sangat Memahami Seluk Beluk Kampung Kauman. Dalam Kegiatan Ini Diikuti Oleh Beberapa Perwakilan Dari Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Juga Beberapa Warga. Dalam Kegiatan Blusukan Kampung Kauman Ini, Diajak Untuk Melihat Tempat-Tempat Bersejarah Yang Ada Dikampung Kauman. Tempat-Tempat Tersebut Diantaranya, Perpustakaan Yang Berada Disamping Masjid Gedhe Kauman, Setelah Itu Langsung Menuju Ke Makam Nyai Ahmad Dahlan, Yang Merupakan Tempat Peristirahatan Terakhir Istri Dari Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Kemudian Para Tamu Diajak Untuk Melihat Salah Satu Rumah Yang Masih Menjual Jamu Tradisional, Tidak Hanya Melihat Saja Namun Para Tamu Juga Disuguhkan Jamu. Langgar Kidoel Kyai Haji Ahmad Dahlan Menjadi Tujuan Selanjutnya Yang Kemudian Dilanjutkan Ke Langgar Dhuwur Dan Pendopo Tabligh Yang Ada Di Sebelahnya . Yang Mana Pendopo Tabligh Sebagai Tempat Diikrarkannya Muhammadiyah Untuk Pertama Kalinya.

Tujuan Selanjutnya Yakni Mushola Aisyiyah Sebagai Penanda Kebangkitan Keagamaan Kalangan Wanita. Mushola ‘Aisyiyah Yang Diresmikan Pendiriannya Oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan Pada Tahun 1922, Merupakan Ruang Sholat Khusus Bagi Kaum Wanita Yang Diimami Oleh Seorang Wanita. Tempat Terakhir Dari Kegiatan Blusukan Kampung Kauman Ini, Adalah Monumen Untuk Mengenang Para Mujahid Warga Kauman Yang Diresmikan Pada 23 Rabiul Awal 1416 Hijrah Nabi,20 Agustus 1995.Terlihat Sebuah Monumen Syuhada Fii Sabilillah Kauman Darussalam, Terukir Nama 24 Orang Mujahid Warga Kauman Di Badan Monumen Yang Insya Allah Ikhlas Mengorbankan Jiwa Untuk Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Kegiatan Blusukan Sudah Ada Sejak Tahun 1990 Yang Mana Kata Blusukan Berasal Dari Lokasi Kampung Kauman Yang Sangat Padat Dengan Gang-Gang Kecil Di Dalamnya. Yang Bertujuan Untuk Mempromosikan Kampung Kauman Yang Telah Diremiskan Sebagai Kampung Wisata Pada Tahun 2014.

Selain Itu, Kampung Kauman Memiliki Beberapa Potensi Yang Menyangkut Pertumbuhan Islam, Muhammadiyah, Dan Juga Potensi Ekonomi. Yang Mana Pada Masa Itu Masyarakat Kauman Merubah Batik Yang Notabene Adalah Barang Yang Bernilai Seni, Kini Menjadi Barang Yang Diperdagangkan.

Festival Museum 2015

Dinas Kebudayaan Bersama Badan Musyawarah Musea Daerah Istimewa Yogyakarta Menggelar Festival Museum 2015. Dengan Tema Museum For Edutoursm, Gelaran Festival Museum 2015 Ini Diharapkan Selain Menjadi Pariwisata Tetapi Juga Dapat Menjadi Sarana Edukasi Masyarakat Dengan Pembelajaran Sejarah Di Museum.

Dalam Rangka Menyambut Hari Nasional Museum Indonesia Yang Pertama , Gelaran Tahunan Festival Museum 2015 Resmi Dibuka. Acara Ini Diselenggarakan Atas Kerjasama Atara Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Bersama Museum-Meseum Anggota Badan Musyawarah Musea Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara Pameran Museum Yang Di Selenggarakan Di Museum Benteng Vredeburg Ini, Mengangkat Tema Museum For Edutourism, Dengan Harapan Selain Untuk Menjadi Pariwisata Tetapi Juga Dapat Menjadi Sarana Edukasi Masyarakat Dengan Pembelajaran Sejarah Di Museum.

Rangakaian Kegiatan Festival Museum 2015 Ini Diawali Dengan Kegiatan Karnaval Museum Sebagai Pembukaan Pameran Museum, Berbagai Lomba, Dan Terdapat Juga Pentas Musik. Pameran Museum Yang Menghadirkan Sebanyak 33 Museum Yang Ada Di Yogyakarta Ini, Juga Diikuti Oleh Beberapa Museum Yang Berasal Dari Luar Yogyakarta Diantaranya Museum Adityawarman Dari Sumatra Barat, Museum Mandar Dari Sulawesi, Dan Museum Istiqlal Dari Jakarta Yang Menampilkan Koleksi-Koleksi Yang Dimilikinya.

Yogyakarta Yang Merupakan Salah Satu Kota Dengan Museum Terbanyak Didalamnya. Dengan Diadakannya Acara Tahunan Semacam Ini Menurut Riza Mutia, Salah Satu Peserta Pameran Dari Museum Adityawarman Sumatra Barat, Menyatakan Bahwa Sangat Bermanfaat Bagi Masyarakat Agar Dapat Lebih Mengenal Sejarah Perkembangan Indonesia Melalui Museum.

Air Terjun Kedung Pedut



Air Terjun Kedung Pedut, Air Terjun Yang Mempunyai Pesona Alam Indah. Jika Pemirsa Sedang Berada Di Kota Yogyakarta, Atau Pemirsa Merencanakan Liburan Di Yogyakarta, Air Terjun Ini Bisa Menjadi Salah Satu Tujuan Wisata.

Objek Wisata Alam Air Terjun Kedung Pedut Terletak Di Dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo. Air Terjun Kedung Pedut Bisa Diakses Wisatawan Dengan Menempuh Perjalanan Selama 45 Menit, Hingga Satu Jam Dari Kota Jogja. Ada Kolam-Kolam Eksotis Berisi Air Berwarna Hijau Tosca, Yang Terbentuk Secara Alami. Kedalaman Kolam Ini Mencapai Satu Hingga Empat Meter.

Air Terjun Kedung Pedut Terletak Tidak Jauh Dari Kawasan Wisata Goa Kiskendo. Posisinya Yang Ada Di Dataran Tinggi Dan Dikeliling Tebing, Membuat Air Terjun Setinggi 30 Meter Ini Tidak Terlihat Karena Tertutup Kabut. Itulah Mengapa Disebut Pedut Atau Kabut.

Hanya Dengan Tiket Masuk Seharga Rp3.000 Per Orang, Wisatawan Bisa Berenang Dan Bermain Air Sepuasnya. Wisatawan Juga Tidak Perlu Khawatir Dengan Spot Foto Dan Selfie. Pengelola Sudah Menyiapkan Berbagai Fasilitas Seperti Jembatan Bambu, Gazebo, Dan Gardu Pandang.

Obyek Wisata Ini Juga Memiliki Wahana Baru. Wisatawan Ditantang Memacu Adrenalinnya Di Ketinggian Sekitar 145meter Dengan Fasilitas Flying Fox. Pengunjung Hanya Perlu Membayar Rp15.000 Untuk Uji Nyali Dengan Flying Fox. 

Anda Tertarik Dengan Keindahan Alam Di Air Terjun Kedung Pedut?. Silahkan Datang Ke Yogyakarta.

Pasar Kangen Jogja



Disuguhi Suasana Tempo Dulu, Pengunjung Pasar Kangen Jogja, Khususnya Warga Yogyakarta Merasa Seperti Bernostalgia. Dengan Mengusung Konsep Hiburan Rakyat Dalam Tradisi Tempo Dulu. Dimeriahkan Oleh Tujuh Puluh Dua Stand Kuliner, Lima Puluh Tujuh Stand Pengrajin, Dan Dua Puluh Tiga Stand Batu Akik. Tak Hanya Jajanan Tradisional Seperti Gatot, Tiwul, Gudeg, Pecel Ndeso, Sate Koyor Dan Lain-Lain Saja Yang Dapat Ditemui Disini. Berbagai Makanan Dengan Nama Dan Cara Penyajian Yang Unik Pun Ada. Namun Tak Lupa Dengan Tetap Mengusung Konsep Tradisional. Misalnya Seperti Es Tanduran. . Es Tanduran Berasal Dari Singkatan Kata Ketan Dan Durian, Walaupun Salah Satu Isiannya Adalah Es Krim, Penjual Memadukan Ketan Didalamnya Yang Notabene Adalah Jajanan Tradisional.